Mainan menjadi salah satu produk yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Impor mainan anak di Indonesia tergolong besar, oleh karenanya saat ini pemerintah mulai memperketat aturan seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mainan. Hal ini bertujuan untuk menekan impor barang dari luar.
Meski demikian, Ketua Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) Sutjiadi Lukas mengaku, impor mainan untuk setiap tahunnya mencapai hampir Rp 2 triliun. Angka itu diperoleh dari jumlah mainan impor setiap bulannya sekitar 400 unit kontainer masuk ke pasaran, dan untuk jumlah per 1 unit kontainer nilanya Rp 400 juta. Sehingga bisa diproyeksikan setiap tahunnya hampir Rp 2 triliun atau sekitar Rp 1,92 triliun.
“Kalau datanya kami enggak ada ya, tapi setiap bulan sekitar 300-400 kontainer, nah untuk nilai per kontainer itu Rp 400 juta,” ujarnya kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (24/2).
Menurutnya, saat ini produksi mainan dalam negeri masih belum mampu mencukupi kebutuhan pasar. Oleh karenanya, banyak para pengusaha mengimpor mainan dari luar negeri.
“Jadi gini kendalanya, pertama produksi dalam negeri masih belum massal, belum bisa mencukupi kebutuhan. Kedua, pengusaha masih berpikir impor itu lebih murah daripada investasi produk lokal,” jelasnya.